Sabtu, 16 April 2011

Gerakan Kewirausahaan: Solusi Meningkatkan Kemandirian dan Perekonomian Bangsa


Untuk membangun bangsa ini agar lebih berkembang dan maju secara ekonomi diperlukan suatu langkah strategis untuk mencapainya. Salah satunya adalah dengan membudayakan gerakan kewirausahaan. David McClelland, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausahawan sebanyak dua persen dari jumlah populasi penduduknya. Namun, pada kenyataannya Indonesia hanya memiliki entrepreneur atau wirausahawan sebanyak 0, 18 persen dari jumlah populasi penduduknya.

Gerakan membudayakan kewirausahaan sebagai penopang perekonomian bangsa adalah suatu keniscayaan. Apalagi masih minimnya jumlah wirausahawan di negeri ini semakin membuktikan bahwa gerakan kewirausahaan ini adalah sebuah langkah strategis dalam membangun kemandirian bangsa. Peningkatan jumlah wirausahawan menjadi 2 persen bukanlah hal mustahil. Beberapa negara telah berhasil membuktikan hal ini. Singapura, Jepang, Korea Selatan, China dan bahkan India telah berhasil membuktikannya. Hanya diperlukan kerja keras, keyakinan, dan disiplin yang tinggi serta didukung dengan kreatifitas dan inovasi yang mumpuni maka target 2 persen wirausahawan pun pasti dapat tercapai.

Untuk memasyarakatkan gerakan kewirausahaan ini, tentunya dibutuhkan berbagai kerjasama dari seluruh stakeholders bangsa ini dan berbagai elemen masyarakat. Adalah suatu hal mustahil mewujudkan hal ini jika tidak ada kesinergisan dalam mencapainya. Diperlukan langkah agresif dan inklusif untuk dapat memasukkan gerakan kewirausahaan ini ke berbagai elemen masyarakat yang mempunyai latar belakang dan budaya yang berbeda-beda.

Memasukkan nilai-nilai kewirausahaan dalam pelajaran sekolah adalah suatu langkah strategis dalam memasyakatkan gerakan ini secara luas. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan, pertama para guru menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dengan mengaitkannya dengan pelajaran yang ada. Nilai-nilai tersebut dapat disusupi pada pelajaran yang mempunyai peluang untuk menananamkan nilai-nilai tersebut. Kedua adalah dengan membuat mata pelajaran kewirausahaan di sekolah. Apalagi jika dikombinasikan dengan praktikum yang menarik, maka akan sangat mudah untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan tersebut.

Dalam kehidupan masyarakat, pemerintah dapat membantu dengan memberikan pinjaman lunak dengan bunga yang ringan agar masyarakat dapat mengembangkan bisnisnya. Berbagai pelatihan-pelatihan tentang kewirausahaan pun diperlukan, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota maupun provinsi. Kebijakan makro ekonomi pun dapat diterapkan, misalnya dengan menurunkan bunga Sertifikat Bangsa Indonesia (SBI) agar dana yang terparkir di berbagai perbankan dapat produktif untuk diberdayakan dan bunga pinjaman pun menjadi ringan sehingga dapat mendorong upaya pembangunan sektor riil.

Dalam kehidupan kampus, perubahan mindset mahasiswa agar setelah bekerja menjadi wirausahaan adalah sebuah tantangan untuk diwujudkan. Mahasiswa sangat diharapkan peranannya dalam membangun dan mengembangkan sektor riil sehingga bangsa ini dapat mewujudkan impiaannya menjadi bangsa yang mandiri.

Selama ini mindset para mahasiswa setelah lulus adalah mencari kerja. Untuk merubah mindset ini diperlukan sebuah strategi komprehensif di dunia kampus. Sudah seharusnya pihak kampus menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib. Perlombaan berbagai bussiness plan untuk menarik minat mahasiswa untuk terjun ke dunia wirausaha adalah langkah strategis lainnya. Tidak hanya itu, akan lebih baik lagi jika pihak kampus juga mengapresiasi orang-orang yang sukses dalam berwirausaha. Jangan hanya yang berprestasi secara akademik saja yang diapresiasi, tetapi orang-orang yang telah terbukti sukses berwirausaha ketika menjadi mahasiswa, perlu mendapatkan apresiasi juga.

Dengan menerapkan berbagai strategi yang komprehensip serta didukung kerjasama dari berbagai stakeholders maka gerakan kewirausahaan adalah sebuah langkan konkret dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan perekonomian bangsa. Impian untuk melahirkan pengusaha-pengusaha sukses bukanlah sekedar mimpi belaka. Target melahirkan wirausahawan sebesar 2 persen pun adalah suatu kepastian yang dapat direalisasikan. Semoga.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus